Kamis, 09 Juli 2015

Limbah...

Limbah...

Kau sebar limbah di setiap mentari
tertata rapi menghias hari demi hari
ambisi memanupulasi dalam narasi
tersulam manis dalam bentuk aturan yang sudah basi

oh!
Ini negara dipenuhi teknologi
Tak punya nyali merubah diri
Hidup dalam keraguan abadi
Lingkungan menangis habitat tersakiti

Limbah mencemari setiap lingkup hari
Tak mengenal sisi lain dari ekosistem bumi
Betapa pentingnya untuk diolah menjadi sesuatu yang lebih punya arti

Ini bukanlah fase dimana limbah telah menjajajah ibu pertiwi
dipaksa menghirup nafas kotor setiap hari
terkatup dalam setiap memori ketakutan diri
Akan adanya kemarahan bumi yang terus saja terjadi

sajak ku ini punya arti
Dimulai dari niat tulus diri sendiri
Untuk kini dan nanti

Palembang, 07 Juli 2015 
(Odon)